PEMIKIR UMMAH

Tuesday, 25 October 2011

Luahan Resah Seksa Rakyat Marhaen


Kemana pergi subsidi kami?
Kalian rampas subsidi kami, entah ke mana dibawa lari kalian beritahu,
Wang mesti dicatu, kita menuju maju...
Kalian kata :
Jika tidak, semua menderita,
Habis harta Negara...
Kalian berbahasa :
Bukan barang naik harga,
Cuma subsidi turun sahaja...
Kami orang desa, mungkin tidak pandai kira wang berjuta-juta,
Kami orang kecil kota, mungkin tiada sedemikian harta,
Jika kalian tipu sebegitu, biasanya kami diam selalu...
Tapi dapatkah kami dibohongi,
Tentang suapan saban hari?
Apalah yang dapat diberitahu anak ke sekolah?
Papa semakin parah?
Wang semakin lelah?
Jika semalam berlauk, hari ini Cuma berkuah...
Kerana kerajaan kita sedang susah?
Maka subsidi kita terpaksa diserah...
Jika semalam kau makan sepinggan, hari ini separuh kerana barang makin angkuh,
Wang papa makin rapuh...
Apa yang dapat dibisik pada anak yang berkopiah ke madrasah?
Makananmu sayang, sebahagiannya sudah hilang...
Jika mereka bertanya siapa yang bawa lari,
Kepada siapa patut kami tuding jari?
Janganlah nanti mereka membenci pertiwi...
Akibat pencuri harta bumi rakyat marhaen ini...
Atau kami jadi insan curang....
Kami beritahu :
Cuma subsidi sahaja yang kurang?
Tiada apa yang hilang, nanti akan datang wang melayang...
Dengar sini wahai yang tidak memijak bumi !!!
Pernahkah kalian mengintipi kehidupan kami...
Pernahkah kalian ngerti makna derita dan susah hati...
Kami yang semput bagai melukut di kota kedekut,
Kami yang bekerja hingga senja di desa yang makin terseksa,
Bertarung nyawa dan masa, menghitung setiap belanja,
Pernahkah kau merasa?
Rumah bocor yang lanjut usia...
Baju dan kasut anak yang koyak,
Tinggal dalam rumah yang berasak-asak,
Siang kami sebak, malam kami sesak...
Sedangkan kalian manusia angkasa...
Istana permata dibina,
Kereta berjuta dirasa...
Elaun serata,
Dari isteri sehingga seluruh keluarga...
Hidangan istimewa, konon meraya kemakmuran Negara...
Tapi kami masih disini...di teratak ini...
Dengan lauk semalam...
Dengan hidangan yang tidak bertalam...
Dengan rumah yang suram...
Dengan wang yang hampir padam...
Tiada istana lawa...
Tiada kereta berharga...
Tiada layanan diraja...
Tiada baju bergayati...
Tiada kediaman seperti menteri...
Tiada hidangan VIP...
Tiada persen di sana-sini
Tiada bahagian anak dan bini...
Tiba-tiba kalian kata :
Kamilah beban Negara...
Aduhai celaka bahasa yang kalian guna...
Kalian yang belasah, kami yang bersalah...
Kalian buat untung, hutang kami tanggung...
Kalian mewah melimpah, kami susah parah...
Kalian hilangkan wang, poket kami yang terbang...
Kalian bina istana, rumah kami jadi mangsa...
Kalian makan isi, kami dijadikan abdi...
Lantas kalian rampas lagi subsidi...
Ke mana wang itu pergi nanti?
Jika kalian berhati suci,
Wajib mengganti buat kami...
Tapi makin kejam sehari-hari
Heboh mengiklan buat gula konon merbahaya,
Mengapa tidak beras diturun harga?
Jika tidak untuk minyak kereta...
Mengapa tambang tidak potong sahaja...
Sehingga bila keadaaan in akan berakhir.....
Keluhan sebegini dapat didengari atau tidak,
Golongan mewah bertelinga kecil, berangan setinggi gunung,
Hasil mahsul rakyat habis digunakan,
Apa yang dapat ku perbuat,
Hanya kupanjat setinggi doa kehadrat ilahi,
Agar keluhan resah ku ini didengari oleh maha pencipta,
Pemberi balasan seadil-adilnya...

Nukilan - ??? deringan merah fiq economic

1 comment:

  1. sajak dan muzik beriringan.

    sungguh menyentuh hati.
    Ya allah, runtuhkan segala kezaliman, amen. =)

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...


Get ISLAMIC-Graphics